Tampang

Ahok Effect: Menghancurkan Etika Beragama Untuk Saling Menghormati Agama Orang Lain

7 Mei 2017 21:35 wib. 6.106
0 0
ismail yusanto

++++

Syukurlah, Ahok akhirnya kalah. Namun, Kotak Pandora telah terlanjur terbuka. Sama seperti Pandora dalam mitologi Yunani tadi. Meski ia segera menyadari kekeliruannya, lalu segera menutup kotak itu, semua hal buruk terlanjur telah lepas. Rendahnya keadaban, hancurnya keadilan hukum dan etika politik telah terjadi di mana-mana. Pertentangan bahkan perpecahan antaranggota ormas, partai, antar anggota kelompok alumni, antaranggota keluarga, termasuk antar suami-istri yang berbeda dukungan sudah terlanjur terjadi sampai pada tingkat yang sangat parah karena diwarnai oleh dimensi keyakinan.

Yang lebih memprihatinkan lagi, alih-alih para pendukung pemimpin kafir itu menyadari kekeliruannya, mereka justru membangun argumen yang semakin menunjukkan rusaknya cara berpikir dan rapuhnya keyakinan mereka sebagai Muslim. Dengan segala cara mereka berusaha mencari dalil dan dalih untuk membenarkan pilihan mereka. Hadis yang aslinya tidak ada hubungannya dengan calon gubernur kafir itu,  ‘Unshur akhâka zhâlim[an] aw mazhlûm[an]’, dikatakan sebagai bukti bagaimana Nabi saw. sejak dari dulu sudah menyebut Ahok dan meminta kita untuk menolong dia.

Jelas sekali semua itu telah menimbulkan luka psikologis, sosiologis, yuridis dan politis yang cukup parah. Secara psikologis, konflik yang dipicu oleh pelecehan etnis terlanjur kembali meletup. Secara yuridis, ketidakadilan hukum telah mencederai rasa keadilan masyarakat. Secara politis negeri ini seolah telah terbelah menjadi pro dan anti penista al-Quran. Sekian parpol, ormas, grup-grup alumni, keluarga bahkan suami-istri pecah akibat Ahok seorang. Tampaknya semua itu tidak akan cepat berakhir. Rumor terakhir menyebut, Ahok justru akan diangkat sebagai Mendagri, menggantikan Tjahjo Kumolo sebelum Oktober 2017. Dengan demikian saat Anies – Sandi resmi menjadi gubernur, Ahoklah yang justru akan melantik keduanya.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?