Kadang, seseorang nggak sadar kalau tindakannya terkesan pamer. Bisa jadi, itu adalah caranya mencari validasi atau merasa diakui. Sama seperti yang lain, ia juga butuh perhatian dan pengakuan. Tapi kalau yang dirasakan setelah setiap obrolan justru tekanan, bukan inspirasi, maka saatnya menarik garis batas.
Batas ini bukan berarti langsung menjauh atau memutus hubungan. Tapi lebih ke menjaga ruang aman untuk diri sendiri. Kalau tahu setiap kali membuka media sosial bakal melihat postingan yang bikin terpicu, tidak salah untuk rehat sejenak. Kalau setiap nongkrong dengan orang tertentu selalu pulang dengan rasa minder, nggak masalah untuk membatasi intensitas ketemu.
Penting juga untuk bicara jujur ke diri sendiri: apa sih yang sebenarnya bikin ngerasa nggak cukup? Kadang, yang bikin terluka bukan karena teman pamer, tapi karena diri sendiri belum berdamai dengan kekurangan. Belum memaafkan diri yang belum sampai ke titik tertentu. Padahal, semua orang punya waktunya masing-masing. Pencapaian orang lain bukan tolak ukur nilai diri sendiri.
Dan satu hal yang sering terlupa: pencapaian itu bukan segalanya. Ada orang yang punya barang branded tapi hatinya kosong. Ada yang punya ranking tinggi tapi nggak punya siapa-siapa buat cerita. Nilai diri nggak bisa diukur dari seberapa banyak yang bisa dibanggakan di depan orang lain, tapi dari seberapa damai rasanya saat sedang sendirian.