Selain perubahan internal, ada juga faktor sosial dan lingkungan yang berperan besar. Kesuksesan membawa serta lingkaran pertemanan, gaya hidup, dan nilai-nilai baru. Pria tersebut kini dikelilingi oleh orang-orang yang berada di level yang sama dengannya, memiliki ambisi dan latar belakang yang serupa. Dalam lingkungan baru ini, ia mungkin mulai merasa bahwa pasangannya yang lama tidak "cocok" lagi, tidak bisa memahami dunia barunya, atau tidak bisa menemaninya di acara-acara sosial yang kini ia hadiri. Ini adalah bentuk pengkhianatan yang paling menyakitkan, di mana loyalitas dan sejarah yang panjang diabaikan demi tuntutan status sosial yang baru.
Tidak bisa dipungkiri, ada juga faktor kurangnya rasa syukur dan beban emosional. Beberapa orang, dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan, menjadi begitu fokus pada diri sendiri hingga kehilangan kemampuan untuk bersyukur atas dukungan yang mereka terima. Mereka melihat dukungan itu sebagai sebuah kewajaran, atau hanya sebagai "tangga" yang harus dilewati untuk mencapai tujuan. Yang lebih menyakitkan lagi, keberadaan pasangan yang setia bisa menjadi beban emosional. Pasangan itu adalah saksi hidup dari setiap kegagalan, rasa takut, dan momen-momen rentan. Untuk bisa sepenuhnya meninggalkan masa lalu, mereka merasa harus meninggalkan orang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari masa itu.