Ada satu fenomena yang nggak asing di kalangan Gen Z: seseorang yang tiba-tiba datang lagi, padahal dulu sempat menghilang begitu saja. Biasanya, dia muncul pas semuanya lagi stabil, atau lebih tepatnya—saat hati mulai tenang, mulai belajar ikhlas, bahkan mulai membuka lembaran baru.
Awalnya, kedatangan itu terasa menyenangkan. Seperti ada harapan yang kembali tumbuh, seolah-olah dia sadar akan kehilangan dan akhirnya balik lagi karena masih ada rasa. Tapi, apa benar seperti itu?
Sayangnya, kenyataan sering kali nggak semanis bayangan. Orang yang datang lagi itu belum tentu kembali karena cinta. Bisa jadi, dia hanya merasa sepi. Merasa nggak ada yang bisa diajak bicara, dan tahu bahwa ada satu orang yang pasti akan menyambut: kamu.
Ada banyak orang yang suka kembali saat mereka sedang butuh kenyamanan, tapi nggak benar-benar ingin menetap. Mereka tahu bagaimana menyentuh sisi paling lembut dari perasaan yang belum sepenuhnya sembuh. Tahu caranya bikin harapan tumbuh, lalu diam-diam memudarnya lagi tanpa penjelasan.
Kalau terus dibiarkan, hubungan seperti ini akan jadi lingkaran yang nggak pernah selesai. Datang, dekat, menggantung, lalu pergi. Dan tanpa sadar, posisi yang diambil bukan lagi seseorang yang dicintai, tapi hanya menjadi tempat pelarian sementara.