Mengapa beberapa orang merasa nyaman dalam hubungan, sementara yang lain terus-menerus merasa cemas, takut ditinggalkan, atau justru terlalu mandiri hingga sulit terikat? Jawabannya mungkin tidak sesederhana masalah kepribadian, melainkan berakar pada sesuatu yang disebut attachment style atau gaya keterikatan. Konsep ini, yang pertama kali dikembangkan oleh psikolog John Bowlby, awalnya digunakan untuk menjelaskan hubungan antara anak dan orang tuanya, namun kemudian diperluas oleh para ahli seperti Mary Ainsworth untuk memahami dinamika hubungan romantis orang dewasa. Attachment style adalah cara kita berpikir, merasa, dan berperilaku dalam hubungan intim, dibentuk oleh pengalaman kita di masa kecil.
Tiga Gaya Keterikatan Utama: Fondasi Hubungan Dewasa
Dalam psikologi, ada tiga gaya keterikatan utama yang paling sering dibahas, meskipun ada juga subkategori lain. Memahami ketiga gaya ini bisa jadi kunci untuk mengenali pola hubungan diri sendiri dan pasangan.
1. Secure Attachment (Keterikatan Aman)
Orang dengan gaya keterikatan aman cenderung memiliki pandangan positif tentang diri sendiri dan orang lain. Mereka nyaman dengan keintiman, tidak takut ditinggalkan, dan tidak terlalu khawatir tentang hubungan. Ini biasanya terbentuk dari pengalaman masa kecil di mana kebutuhan emosional mereka terpenuhi secara konsisten oleh orang tua atau pengasuh.
Dalam hubungan romantis, individu dengan secure attachment mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Mereka bisa menyampaikan kebutuhan mereka tanpa takut dihakimi dan mampu memberikan dukungan kepada pasangan. Mereka tidak merasa cemburu yang tidak beralasan dan dapat menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat. Mereka percaya bahwa pasangan mereka adalah sumber dukungan dan kebahagiaan, bukan sumber ancaman atau ketidakpastian. Hubungan mereka cenderung stabil, saling menghormati, dan langgeng.