Saat menghadapi konflik, penting untuk menggunakan kata-kata dengan lemah-lembut. Hindari penggunaan kata-kata kasar atau menuduh. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Communication Monographs, disebutkan bahwa penggunaan bahasa yang lembut dan penuh pengertian dapat menurunkan tingkat konflik dan membantu pasangan untuk lebih memahami satu sama lain.
3. Fokus pada Masalah, Bukan pada Pasangan
Seringkali dalam konflik, kita cenderung menyalahkan pasangan dan melupakan inti dari masalah itu sendiri. Fokuslah pada masalah yang sedang dihadapi, tanpa menyalahkan pasangan. Menurut Marriage and Family Review, pendekatan ini dapat memudahkan pasangan untuk bekerja sama dalam menemukan solusi tanpa menyinggung satu sama lain.
4. Berikan Ruang untuk Espression Diri
Mengatasi konflik dengan lembut juga berarti memberikan pasangan ruang untuk berekspresi. Beri waktu pada pasangan untuk menyampaikan perasaannya tanpa interupsi, dan berikan tanggapan yang positif. Menurut jurnal Psychology and Aging, memberikan ruang ekspresi dapat membantu pasangan merasa didengar dan dihargai, memperkuat ikatan emosional di antara keduanya.