Ketika kita membicarakan negara-negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, Jerman seringkali muncul dalam daftar. Bukan hanya karena universitasnya yang berkualitas tinggi atau risetnya yang inovatif, tapi juga karena satu aspek yang mungkin kurang dikenal di banyak negara lain: sistem pendidikan vokasi mereka yang sangat kuat dan terstruktur. Ini adalah sebuah jalur pendidikan yang membuktikan bahwa sukses tidak hanya harus melalui jalur akademik murni dengan gelar sarjana, tapi juga bisa ditempuh dengan keahlian praktis yang mumpuni.
Di banyak negara, pendidikan vokasi atau kejuruan seringkali dianggap sebagai pilihan kedua atau jalur bagi mereka yang "kurang pintar" di bidang akademik. Tapi tidak demikian halnya di Jerman. Di sana, pendidikan vokasi adalah jalur yang sangat dihormati dan menjadi pilihan yang sangat populer. Hal ini karena mereka sangat memahami bahwa sebuah negara tidak bisa hanya mengandalkan ilmuwan atau akademisi saja, tetapi juga membutuhkan tenaga ahli terampil yang siap kerja di berbagai sektor industri. Inilah mengapa sistem Jerman sangat menekankan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Inti dari sistem vokasi Jerman adalah program pendidikan dual. Maksudnya "dual" di sini adalah siswa belajar secara paralel di dua tempat: di sekolah kejuruan (Berufsschule) dan di perusahaan. Jadi, tidak hanya teori di kelas, tapi juga praktik langsung di dunia kerja. Bayangkan, seorang siswa yang ingin jadi mekanik mobil, misalnya, akan belajar teori mesin di sekolah selama beberapa hari dalam seminggu, lalu di hari-hari lainnya ia akan langsung magang di bengkel mobil sungguhan. Ia belajar dari para ahli di lapangan, menggunakan peralatan sesungguhnya, dan menghadapi masalah-masalah riil yang akan ia temui nanti saat bekerja.