Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Lingkungan yang tenang, bebas dari gangguan, dan terorganisir dapat membantu anak-anak lebih fokus dalam belajar. Menyediakan jadwal rutin dan struktur yang jelas juga bisa membantu anak-anak yang memiliki masalah dalam mengatur waktu dan aktivitas. Dengan rutinitas yang konsisten, anak-anak bisa belajar untuk memprediksi dan merencanakan kegiatan mereka dengan lebih baik.
Keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak juga sangat penting. Orang tua bisa membantu dengan cara memberikan dukungan emosional dan motivasi, serta bekerja sama dengan guru dan profesional lainnya. Melibatkan diri dalam kegiatan belajar anak, seperti membantu mereka mengerjakan PR atau membaca bersama, bisa memberikan dorongan yang sangat berarti. Selain itu, menjaga komunikasi yang terbuka dengan guru dan sekolah juga penting agar ada pemahaman yang sama tentang kebutuhan dan kemajuan anak.
Strategi lain yang dapat diterapkan adalah penggunaan pendekatan pembelajaran yang berbasis kekuatan. Setiap anak memiliki kekuatan dan minat yang berbeda-beda. Dengan menemukan dan memanfaatkan kekuatan tersebut, kita bisa membantu anak belajar dengan cara yang lebih efektif. Misalnya, jika seorang anak memiliki minat dalam seni, kita bisa menggunakan seni sebagai alat untuk mengajarkan konsep-konsep akademik. Dengan begitu, anak bisa belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna.
Modifikasi kurikulum juga bisa menjadi solusi bagi anak yang mengalami kesulitan belajar. Dengan menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak, kita bisa membuat proses belajar menjadi lebih inklusif. Modifikasi ini bisa berupa penyederhanaan materi, penggunaan alat bantu visual, atau pemberian waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas. Dengan demikian, anak-anak bisa belajar dengan kecepatan dan cara yang sesuai dengan mereka.