Hingga saat ini, para peneliti masih mencari tahu penyebab pasti dari fenomena sentakan hypnic. Namun, ada beberapa teori yang berkembang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seseorang, seperti stres, kecemasan, konsumsi kafein dan nikotin. Faktor-faktor ini diyakini dapat memperbesar kemungkinan seseorang mengalami sentakan hypnic.
Teori lainnya menyatakan bahwa otot yang rileks saat seseorang mulai tidur dapat menipu otak untuk merespons dengan mengirim sinyal agar otot tersebut kembali berkontraksi. Dengan kata lain, otak memperoleh sensasi seperti terjatuh dan memerintahkan tubuh untuk mereaksi terhadapnya.
Meskipun fenomena sentakan hypnic dianggap tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan khusus, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya. Hindari konsumsi kafein, atur jadwal tidur dengan rutin, hindari penggunaan gadget sebelum tidur, dan temukan cara untuk mengurangi stres. Dengan begitu, diharapkan fenomena sentakan hypnic dapat diminimalkan dan tidur yang nyenyak pun bisa didapatkan.