Kita sering merasa sangat dekat dengan selebriti, influencer, atau karakter fiksi favorit, seolah-olah mereka adalah teman dekat atau bagian dari lingkaran sosial kita. Perasaan kedekatan satu arah inilah yang disebut "parasocial relationship". Fenomena ini bukan hal baru, sudah ada sejak era radio dan televisi, namun media sosial dan platform streaming telah mempercepat dan memperkuatnya, menciptakan ikatan yang kadang terasa sangat nyata meskipun hanya ada di benak satu pihak.
Memahami Hubungan Parasosial
Hubungan parasosial adalah ikatan emosional dan psikologis yang terbentuk antara individu dan tokoh media yang tidak mengenal atau menyadari keberadaan individu tersebut. Ini adalah interaksi satu arah, di mana satu pihak (penggemar) menginvestasikan waktu, energi, dan emosi ke dalam hubungan tersebut, seolah-olah itu adalah hubungan interpersonal sungguhan, sementara pihak lain (tokoh media) tidak reciprocate atau bahkan tidak tahu menahu.
Jenis hubungan ini bisa bermacam-macam. Bisa itu idola K-Pop, aktor Hollywood, streamer game di Twitch, vlogger YouTube, karakter dalam novel, atau bahkan pembawa acara berita. Penggemar merasa "mengenal" tokoh tersebut, mengikuti setiap kabar, merasa senang saat mereka sukses, atau ikut sedih saat mereka tertimpa masalah. Ini bukan sekadar mengagumi, tapi ada dimensi kedekatan dan keintiman yang tercipta di pikiran penggemar. Media sosial memainkan peran besar di sini karena memberikan ilusi interaksi dan akses pribadi, membuat figur publik terasa lebih "nyata" dan mudah dijangkau.
Dampak Positif: Inspirasi dan Komunitas
Meski sifatnya satu arah, hubungan parasosial tidak selalu negatif. Ada beberapa dampak positif yang bisa dirasakan individu:
Sumber Inspirasi dan Motivasi: Tokoh media yang dikagumi bisa menjadi inspirasi kuat. Mereka mungkin memotivasi penggemar untuk mengejar impian, mengadopsi gaya hidup sehat, atau mengembangkan minat baru. Misalnya, atlet yang menginspirasi untuk berolahraga, atau seniman yang memicu kreativitas.