Anders Bergstrom, salah satu peneliti dari Wellcome Trust Sanger Institute, menjelaskan bahwa perbedaan genetika ini sangat mencolok meskipun kelompok-kelompok penduduk tersebut secara geografis terpisah tidak begitu jauh. “Ini masuk akal secara budaya, karena kelompok yang tinggal di dataran tinggi biasanya lebih memilih untuk hidup secara terisolasi, namun perbedaan genetika antara kelompok yang secara geografis berdekatan sangat mengejutkan,” ujar Bergstrom.
Penting untuk memahami bahwa keragaman bahasa dan budaya ini tidak hanya mencerminkan keberagaman linguistik, tetapi juga menjadi bagian dari identitas dan warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Papua Nugini. Keberadaan bahasa-bahasa ini memungkinkan setiap kelompok etnis untuk menjaga kearifan lokal, memperkuat ikatan sosial, dan mempertahankan tradisi mereka meskipun menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi.
Dengan lebih dari 800 bahasa yang ada, Papua Nugini menjadi tempat yang kaya akan keragaman budaya dan bahasa yang masih terjaga dengan baik. Keberagaman ini juga menciptakan tantangan tersendiri dalam hal komunikasi antar kelompok etnis, namun di sisi lain, juga memperkaya identitas nasional Papua Nugini yang unik.
Keunikan ini menjadikan Papua Nugini sebagai salah satu negara yang patut diperhatikan dalam hal keragaman bahasa dan budaya, yang tentu saja sangat menarik untuk dijelajahi lebih jauh.