Mendongeng, kita semua tentunya sering mendengar kata ini dan rasanya hampir semua orang pernah mendongeng dan juga didongengi. Namun, tahukah Anda, bahwa melalui kegiatan ini, kita juga bisa mengenali berbagai emosi. Mengapa bisa? Untuk mendongeng, menurut pakar mendongeng, Kak Aio salah satunya adalah membutuhkan penguasaan isi cerita. Nah penguasaan ini misalnya dengan memahami kalimat, bahkan setiap kata dalam kalimat-kalimat dari buku yang kita bacakan untuk audience.
Pemahaman ini akan tercermin dalam suara dan gesture yang kita tampilkan dalam mendongeng. Misal, ketika kita mengucapkan kata “Mama, pusing!” Jika kata ‘pusing’ kita bacakan dengan intonasi datar dan tanpa menunjukkan ekspresi pusing, mungkin kesan yang ditangkap audience akan berbeda jika kita mengucap kata tersebut dengan sedikit penekanan dan menunjukkan ekspresi wajah sebagaimana jika kita merasa pusing. Dengan penekanan suara dan ekspresi wajah, akan terasa kesan ‘pusing’ dalam kalimat tersebut. Hal inilah yang dapat membuat pesan dari dongeng sampai dengan tepat kepada audience-nya. Emosi dalam dongeng akan bisa sampai ke audience, jika pendongeng terlebih dahulu merasakan isi cerita dan menyampaikannya dalam suara dan gesture dengan sesuai. Tanpa kita sadari, bukan tidak mungkin, kita akan piawai menyelami berbagai emosi sejalan dengan ‘jam terbang’ kita mendongeng. Atau sebaliknya, jika kita memang terbiasa dalam keseharian kita untuk selalu memahami berbagai emosi orang lain, ini akan memudahkan kita dalam kegiatan mendongeng.