Ajak anak untuk memecahkan masalah sederhana, seperti mencari tahu mengapa air tumpah dari gelas atau bagaimana cara menyusun puzzle. Saat bermain, berikan pertanyaan terbuka seperti "Kenapa ya?" atau "Bagaimana kalau...?" untuk merangsang mereka berpikir kritis. Bacakan buku cerita secara rutin dan ajak mereka berdiskusi tentang alur cerita atau karakter di dalamnya. Ini melatih pemahaman dan kemampuan narasi.
Permainan yang melibatkan memori, seperti mengingat urutan benda, atau permainan yang melibatkan logika, seperti menyortir benda berdasarkan warna atau bentuk, juga sangat bermanfaat. Ingat, belajar kognitif bagi anak-anak harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan, seperti bermain. Belajar melalui permainan akan membuat mereka antusias dan tidak merasa terbebani. Keterampilan kognitif akan terus berkembang seiring dengan eksplorasi dan pengalaman anak dalam menanggapi dunia di sekitarnya.
Integrasi dan Keterkaitan Antar Keterampilan
Tiga keterampilan ini tidak berjalan sendiri-sendiri. Mereka saling berkaitan dan terintegrasi. Misalnya, saat anak bermain balok susun (motorik halus), ia juga menggunakan kemampuan kognitifnya untuk merencanakan struktur balok dan memecahkan masalah gravitasi. Pada saat yang sama, ia juga menggunakan indra peraba untuk merasakan tekstur balok dan indra penglihatan untuk mengukur jarak (sensori). Contoh lain, saat anak bermain bola (motorik kasar), ia juga melatih kemampuan kognitifnya untuk memahami aturan permainan dan strategi, serta menggunakan indra penglihatan untuk melacak bola.