Selain itu, penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga dapat menjadi sarana bagi pengembangan keterampilan berpikir kritis. Melalui media digital, siswa dapat diminta untuk membuat analisis mendalam atas suatu isu, membandingkan berbagai sumber informasi, dan menarik kesimpulan yang logis. Hal ini dapat memperluas cakrawala pemikiran siswa serta membantu mereka membedakan informasi yang valid dan tidak valid.
Mengembangkan keterampilan berpikir kritis di sekolah juga melibatkan pemberian ruang bagi siswa untuk berpendapat dan menyuarakan ide-ide mereka. Diskusi dan debat di kelas dapat menjadi wadah yang efektif untuk melatih kemampuan berpikir kritis. Siswa diajak untuk menyampaikan argumen mereka, mendengarkan sudut pandang orang lain, serta mengajukan pertanyaan yang mendorong refleksi mendalam. Dengan demikian, siswa tidak hanya terlatih untuk memiliki pemikiran kritis, tetapi juga untuk menjadi individu yang memiliki kemampuan untuk berpikir analitis dan responsif terhadap perubahan.
Terakhir, sekolah juga perlu memberikan tantangan bagi siswa untuk mengaplikasikan keterampilan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proyek-proyek penelitian, pemecahan masalah, maupun kegiatan eksplorasi, siswa dapat belajar untuk menerapkan keterampilan berpikir kritis dalam situasi nyata. Hal ini juga dapat membantu siswa untuk menyadari relevansi keterampilan berpikir kritis dalam kehidupan di masa depan yang cenderung semakin kompleks.