Menurutnya, celah ini dapat berdampak serius, seperti paparan konten yang tidak sesuai, serta kurangnya panduan bagi orang tua untuk memastikan anak-anak mereka menonton film yang sesuai usia. "Rentang usia yang terlalu luas ini sering kali tidak mengakomodasi kebutuhan psikologis remaja," jelas Handrini.
Risiko dari Klasifikasi yang Kurang Detail
Handrini juga menyoroti potensi bahaya dari kategori "Semua Umur." Ketika batasan usia hanya dibuat terlalu luas, beberapa risiko dapat muncul:
- Orang tua kehilangan pedoman untuk memilih film khusus anak.
- Pasar perfilman terfragmentasi karena film tidak mampu memenuhi kebutuhan kelompok usia tertentu.
- Anak-anak berisiko menormalkan perilaku atau konsep yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Sistem Klasifikasi di Amerika Serikat dan Thailand
Sebagai pembanding, Handrini menjelaskan bagaimana negara seperti Amerika Serikat dan Thailand memiliki sistem klasifikasi yang lebih rinci. Di AS, sistem yang diatur oleh Motion Picture Association of America (MPAA) membagi kategori sebagai berikut:
- G (General Audience): Aman untuk semua usia, tidak ada konten yang mengganggu anak-anak.
- PG (Parental Guidance): Orang tua disarankan untuk mendampingi anak-anak karena ada beberapa konten yang mungkin kurang cocok.
- PG-13: Direkomendasikan untuk usia 13 tahun ke atas, mengandung kekerasan ringan atau tema yang lebih kompleks.
- R (Restricted): Hanya untuk penonton 17 tahun ke atas, dengan pendampingan untuk yang lebih muda.
- NC-17: Sangat ketat, hanya untuk penonton dewasa dengan konten yang ekstrem.