Fenomena anak kecil yang begitu terpikat pada tanah dan air adalah pemandangan umum di berbagai belahan dunia. Mereka tanpa ragu meraup segenggam tanah, mencampurnya dengan air hingga menjadi lumpur, atau berjam-jam bermain air di bak mandi, genangan, atau pantai. Ketertarikan ini bukan sekadar keisengan, melainkan berakar pada aspek perkembangan kognitif, sensorik, dan motorik mereka.
Eksplorasi Sensorik yang Kaya
Salah satu alasan utama anak-anak tertarik pada tanah dan air adalah karena keduanya menawarkan pengalaman sensorik yang kaya dan beragam. Tanah memiliki tekstur yang bervariasi, mulai dari halus seperti pasir hingga kasar berbatu. Baunya bisa earthy dan menenangkan. Air, di sisi lain, terasa sejuk, licin, atau bahkan hangat. Bunyi gemericik air mengalir atau cipratan saat bermain juga menarik perhatian.
Melalui sentuhan, penglihatan, penciuman, dan pendengaran, anak-anak mendapatkan informasi penting tentang dunia di sekitar mereka. Tanah dan air adalah material alami yang memungkinkan eksplorasi multisensori tanpa batas. Mereka dapat merasakan perbedaan suhu, kelembaban, dan tekstur, yang semuanya berkontribusi pada perkembangan pemahaman mereka tentang sifat-sifat fisik benda.
Peluang untuk Eksperimen dan Penemuan
Tanah dan air adalah "bahan" yang sempurna untuk eksperimen tanpa akhir. Anak-anak secara alami adalah ilmuwan kecil. Mereka ingin tahu apa yang terjadi ketika sesuatu dicampur, diubah bentuknya, atau dipindahkan. Tanah dan air memungkinkan mereka melakukan hal ini dengan aman dan tanpa batasan.