Selain itu, Kesultanan Mataram juga berhasil menciptakan sistem kepercayaan yang kuat di kalangan rakyatnya melalui penerapan konsep "Raja Adil" dan pemberian perlindungan terhadap masyarakatnya. Hal ini memperkuat legitimasi kekuasaan raja-raja Mataram, sambil mempertahankan keseimbangan dengan memperlihatkan kedekatan dengan kepentingan rakyatnya.
Keseimbangan antara keagamaan dan kekuasaan juga tercermin dalam seni dan budaya Kesultanan Mataram. Seni dan budaya di kesultanan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai keagamaan yang kuat, sekaligus menjadi alat untuk memperkuat legitimasi kekuasaan. Pahatan relief, arsitektur istana, musik, tari, dan seni ukir Mataram memperlihatkan pengaruh yang kuat dari nilai-nilai keagamaan dan kekuasaan politik.
Namun, paling menarik adalah bagaimana Kesultanan Mataram berhasil menjaga keseimbangan ini dalam konteks hubungan dengan kekuasaan kolonial Belanda. Meskipun mengalami tekanan dari kekuasaan kolonial, kesultanan ini tetap mampu mempertahankan beberapa aspek dari kekuasaan dan kehidupan keagamaan Jawa-nya. Konsep keseimbangan antara keagamaan dan kekuasaan ini menjadi pondasi penting dalam usaha menjaga identitas budaya Jawa Tengah di bawah dominasi Belanda.