Untuk mengatasi ini, pelajari dasar-dasar koreksi warna dan color grading. Ada banyak tutorial gratis di internet. Sesuaikan exposure (kecerahan), contrast, highlights, shadows, whites, dan blacks agar visual terlihat seimbang. Pastikan warna kulit subjek terlihat alami. Lalu, lakukan color grading untuk memberikan mood atau gaya tertentu pada keseluruhan karya. Konsistensi warna antar adegan juga penting agar penonton tidak terganggu dengan perubahan tone yang drastis. Sentuhan kecil di bagian ini bisa membuat perbedaan besar pada kesan profesionalitas.
Terlalu Terikat pada Materi Awal dan Takut Memotong
Terakhir, kesalahan kelima adalah terlalu sayang pada materi mentah yang sudah direkam atau dipotret. Pemula seringkali enggan memotong bagian-bagian yang dirasa "bagus" padahal sebenarnya tidak relevan atau terlalu panjang. Ini membuat karya jadi membosankan, bertele-tele, dan kehilangan inti pesannya. Durasi yang terlalu panjang tanpa substansi yang kuat justru akan membuat penonton bosan dan meninggalkan karya sebelum selesai.
Untuk menghindarinya, bersikaplah objektif dan tanpa ampun saat memotong. Ingat tujuan awal editing: menyampaikan pesan secara efektif. Jika sebuah adegan atau bagian tidak berkontribusi pada cerita atau pesan utama, jangan ragu untuk memotongnya. Buang bagian yang tidak penting, jeda yang terlalu lama, atau pengulangan yang tidak perlu. Setiap detik dalam karya harus punya tujuan. Memotong bagian yang tidak perlu sebenarnya adalah seni untuk membuat karya menjadi lebih kuat dan berdampak.