Dalam dunia akademis, sering kali kita menemukan profesor dan peneliti lebih memilih untuk menulis dengan tangan saat melakukan brainstorming. Hal ini mungkin muncul sebagai kebiasaan atau pilihan pribadi, tetapi sebenarnya ada alasan yang lebih mendalam di balik praktik ini. Penyebabnya berkaitan dengan cara otak kita berfungsi dan bagaimana proses kreativitas dapat dipengaruhi oleh metode penulisan.
Salah satu alasan utama mengapa banyak profesor memilih menulis dengan tangan adalah terkait dengan koneksi antara otak dan tangan. Menulis dengan tangan dapat meningkatkan konektivitas otak dan memperkuat ingatan. Saat seseorang menulis dengan tangan, gerakannya menjadi lebih terlibat secara fisik dan mental. Penelitian menunjukkan bahwa menulis dengan tangan dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi, karena aksi fisik ini membantu otak memproses informasi dengan lebih efektif. Proses ini juga melibatkan area-area otak yang bertanggung jawab terhadap keterampilan motorik, sehingga menciptakan aliran ide yang lebih lancar.
Penyebabnya tidak hanya terletak pada hubungan motorik, tetapi juga cara kita menciptakan dan mengorganisasi ide. Ketika brainstorming, ide-ide sering kali mengalir dengan cepat, dan menulis dengan tangan memungkinkan untuk membuat catatan yang cepat, meskipun mungkin terlihat kurang teratur. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika individu menggunakan keyboard, kecenderungan mereka adalah untuk fokus pada pengetikan yang lebih cepat dan lebih terstruktur, yang dapat membatasi aliran ide. Di sisi lain, menulis tangan memberi kebebasan lebih dalam mengungkapkan ide-ide liar yang mungkin muncul, tanpa terhalang oleh format tertentu.