Selain batas konvergen dan divergen yang menghasilkan gunung merapi, juga terdapat batas Transformasi. Batas Transformasi adalah kondisi ketika lempeng – lempeng bergerak saling berpapasan, menyebabkan penghancuran dan deformasi di sisi tempat mereka bergesekan.
Melansir National Geographic, batas transformasi terbentuk saat lempeng tektonik meluncur secara horizontal melewati satu sama lain. Bagian dari lempeng ini tersangkut di tempat yang disentuhnya. Stres terbentuk di area tersebut saat lempeng lainnya terus bergerak. Stres ini menyebabkan batuan pecah atau tergelincir, tiba-tiba mendorong lempeng ke depan dan menyebabkan gempa bumi. Area kerusakan atau selip ini disebut sesar.
Sebagian besar patahan Bumi dapat ditemukan di sepanjang batas transformasi di Cincin Api. Patahan San Andreas, yang membentang di sepanjang pantai barat tengah Amerika Utara, adalah salah satu patahan paling aktif di jalur Ring of Fire.
5. Gunung berapi di Ring of Fire tidak terhubung
Dikatakan sebagai rantai gunung berapi, namun kenyataannya gunung berapi yang berada di jalur Cincin Api tidak terhubung satu sama lainnya, lho. Walaupun semua gunung berapi memiliki satu sumber magma yang sama, yaitu di perut bumi.
Namun, mereka tidak memiliki ikatan satu dengan yang lain. Jadi, jika salah satu gunung erupsi, bukan berarti gunung berapi lainnya juga akan mengalami erupsi.
Selain itu, walaupun dikenal dengan sebutan cincin, bentuk dari Ring of Fire sendiri tidak seperti layaknya cincin, melainkan berbentuk seperti tapal kuda. Unik, ya?
Demikianlah 5 fakta tentang Ring of Fire yang melintas di perut Indonesia. Memang bencana alam seperti gempa bumi maupun erupsi gunung kerap terjadi di Indonesia yang cukup membuat khawatir, namun di balik itu semua berkat adanya aktivitas vulkanik, tanah Indonesia menjadi sangat subur.