Irwan Djaja, partner dan kepala penasihat KPMG Indonesia, menekankan bahwa penggabungan media sosial dan e-commerce telah berhasil menarik perhatian Generasi Z karena keterkaitannya dengan gaya hidup yang relevan bagi mereka. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya dominasi produk-produk China dalam memengaruhi perilaku konsumen di Indonesia.
Selain dari sisi konsumen, para brand juga berusaha untuk menarik perhatian Generasi Z dengan mengubah strategi rantai pasokan mereka, dengan fokus pada platform-platform social commerce seperti TikTok dan Instagram. TikTok, yang masih terus berkembang dengan jumlah viewers dan pengaruh yang besar, merupakan senjata yang sangat kuat bagi perusahaan dalam menarik perhatian konsumen Generasi Z.
Upaya China untuk melebarkan sayap bisnisnya ke luar negeri juga terlihat dari perluasannya dalam bisnis e-commerce lintas batas. Rancangan aturan pembangunan gudang luar negeri merupakan salah satu strategi yang diterapkan untuk menarik lebih banyak orang dari luar negara tersebut untuk mengonsumsi produk-produk dalam negeri.
Bukan hanya TikTok, beberapa perusahaan teknologi asal China seperti Temu dan Shein juga sukses memperluas pasarnya di luar China, termasuk di Indonesia. Aplikasi Temu, yang telah diunduh lebih dari 100 juta kali di Play Store, telah meraup banyak pengguna di Indonesia, menambah kekhawatiran pemerintah Indonesia terkait penetrasi produk-produk China di dalam negeri.