Ketika kita hanya mendengar sebuah informasi (auditori), otak cenderung menyimpannya hanya dalam kode verbal. Namun, ketika kita melihat gambar atau visual yang disertai dengan kata-kata, otak memiliki kesempatan untuk menyimpan informasi tersebut dalam dua kode sekaligus. Misalnya, saat melihat gambar apel dan mendengar kata "apel", otak menyimpan citra visual apel dan juga kata "apel" itu sendiri. Dengan dua "jalur" penyimpanan ini, kemungkinan untuk mengingat kembali informasi tersebut menjadi jauh lebih besar. Jika salah satu jalur terhambat, ada jalur lain yang bisa digunakan untuk mengambil memori. Inilah yang membuat informasi visual lebih mudah diingat dan dipanggil kembali dari memori.
Konkret dan Kontekstual: Keunggulan Gambar
Informasi visual seringkali bersifat lebih konkret dan mudah dikaitkan dengan konteks. Gambar atau diagram memberikan representasi yang jelas dan utuh dari sebuah konsep. Misalnya, jika mencoba menjelaskan cara kerja mesin kepada seseorang, menunjukkan diagram atau video akan jauh lebih efektif daripada hanya menjelaskan secara lisan. Diagram tersebut memberikan kerangka visual yang membantu otak mengorganisir informasi dan melihat hubungan antar komponen.
Berbeda dengan kata-kata lisan yang bersifat linear dan temporal (muncul satu per satu dan menghilang setelah diucapkan), informasi visual tetap ada di depan mata. Kita bisa melihatnya berulang kali, mempelajarinya, dan menyerap detailnya. Kehadiran visual yang konkret ini membantu otak membentuk representasi mental yang lebih kuat dan stabil, yang kemudian lebih mudah disimpan dalam memori jangka panjang.