Tampang

Benarkah Micin Buruk Buat Kesehatan? Ini Faktanya

29 Agu 2024 22:24 wib. 244
0 0
Benarkah Micin Buruk Buat Kesehatan? Ini Faktanya
Sumber foto: iStock

Beberapa dokter dan ilmuwan menyikapi surat Kwok dengan menjelaskan versi mereka sendiri mengenai Chinese Restaurant Syndrome, namun hanya sedikit gejala yang dilaporkan. Dalam hal ini, masyarakat juga menilai bahwa apa yang ditulis oleh dokter dan para ilmuwan tentang Chinese Restaurant Syndrome tidaklah sepenuhnya akurat, salah satunya adalah pendapat dari Dr. Howard Steel, seorang ahli bedah ortopedi yang menantang pernyataannya yang dimuat di New England Journal of Medicine.

Namun, saat itu media lebih menyukai pemberitaan yang menciptakan sensasi untuk diangkat sebagai berita utama dengan judul seperti "Chinese Restaurant Syndrome Puzzles Doctors" yang dapat menimbulkan stigma negatif terhadap makanan China.

Penyebab Stigma terhadap Micin

Pada mulanya, tidak ada bahan tertentu yang secara pasti dikaitkan dengan Chinese Restaurant Syndrome. Hal ini karena surat Kwok menyebutkan adanya tiga kemungkinan penyebab kondisi yang dialaminya. Namun, antara tahun 1968 dan 1969, sejumlah penelitian yang dilakukan dengan cara yang tidak benar berusaha untuk menetapkan Chinese Restaurant Syndrome sebagai sebuah kondisi medis yang disebabkan oleh MSG.

"Jika Anda melihat uji klinisnya, hasilnya cukup ekstrem," kata Dr. Fred Cohen, seorang spesialis sakit kepala dan juga asisten profesor kedokteran dan neurologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, yang baru-baru ini melakukan penelitian dan membuktikan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi.

Penelitian terdahulu yang telah menjadi dasar reputasi buruk MSG ternyata dibuat dengan cara yang sangat bias. Dalam studi tanpa bukti ini, para peneliti memberikan sup pangsit kepada relawan yang sebelumnya mengalami reaksi buruk setelah mengkonsumsi makanan di restoran China, untuk melihat apakah para relawan tersebut akan mengalami respons negatif atau tidak. Dengan hasil yang sudah terduga, para relawan tersebut tentu saja kemudian mengalami gejala, sebab mereka telah memiliki riwayat reaksi sebelumnya.

Studi-studi berikutnya pun menguji efek MSG terhadap kesehatan tikus dan menghubungkan zat aditif ini dengan lesi otak dan obesitas. Namun, dalam studi ini, MSG disuntikkan di bawah kulit tikus, bukan dikonsumsi seperti yang dilakukan manusia. Disamping itu, penelitian ini pun melibatkan pemberian MSG dalam dosis yang sangat tinggi.

Dengan terus-menerusnya para peneliti menerbitkan hasil penelitian yang salah serta diseminasi media massa terhadap hasil studi yang salah kaprah tersebut, maka terbentuklah persepsi masyarakat yang negatif terhadap MSG. Orang-orang pun kemudian melihat MSG sebagai racun, dan restoran China sebagai sumbernya.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.