Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah stres kronis. Ketika tubuh stres, hormon kortisol dilepaskan dalam jumlah besar. Peningkatan kortisol yang terus-menerus bisa memengaruhi fungsi hippocampus, area otak yang berperan penting dalam memori. Stres yang tidak dikelola dengan baik bisa mengganggu komunikasi antar sel saraf dan memperlambat proses berpikir.
Selain itu, pola makan yang buruk juga bisa menjadi pemicu. Otak membutuhkan nutrisi yang tepat untuk berfungsi optimal. Konsumsi gula berlebih, makanan olahan, dan kurangnya vitamin (terutama vitamin B12 dan D) serta asam lemak omega-3 bisa memicu peradangan di otak. Peradangan ini mengganggu transmisi sinyal saraf dan berujung pada brain fog. Dehidrasi pun bisa memperburuk gejala karena otak sangat bergantung pada hidrasi yang cukup.
Kondisi kesehatan lain seperti anemia, ketidakseimbangan hormon (misalnya masalah tiroid), fibromyalgia, atau sindrom kelelahan kronis juga bisa memicu brain fog. Bahkan, efek samping dari beberapa jenis obat-obatan tertentu dapat menyebabkan gejala serupa.
Mengatasi Brain Fog dengan Pendekatan Komprehensif
Untuk mengatasi brain fog, dibutuhkan pendekatan yang holistik, tidak bisa hanya mengobati satu gejala. Mengubah gaya hidup adalah langkah paling fundamental.
Pertama, prioritaskan tidur. Ini adalah hal yang paling penting. Usahakan tidur 7-9 jam setiap malam. Ciptakan rutinitas tidur yang teratur, hindari gawai sebelum tidur, dan pastikan kamar tidur gelap dan tenang. Kualitas tidur yang baik akan sangat membantu memulihkan fungsi kognitif.
Kedua, kelola stres dengan efektif. Identifikasi sumber stres dan temukan cara untuk menguranginya. Praktik seperti meditasi, yoga, menghabiskan waktu di alam, atau bahkan sekadar meluangkan waktu untuk hobi bisa sangat membantu menurunkan kadar kortisol dan menenangkan pikiran. Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional jika stres terasa tidak terkendali.