Ketimpangan Fasilitas Menghambat Kesetaraan Akses
Di kota-kota besar, siswa sudah terbiasa dengan laboratorium modern dan akses internet cepat. Sementara di pedalaman, guru harus mengajar dengan papan tulis reyot dan buku usang. Tak sedikit murid yang belajar dalam kondisi tanpa listrik atau kursi yang memadai.
“Kalau dilihat dari Jakarta, pendidikan kita tampak maju. Tapi coba lihat ke Sumba atau Kepulauan Aru—itu kenyataan yang sangat berbeda,” ujar Rahmawati.
Distribusi Guru Tak Merata, Kualitas Pembelajaran Tergerus
Salah satu masalah besar adalah distribusi tenaga pengajar yang tidak seimbang. Daerah terpencil kesulitan mendapatkan guru dengan kualifikasi memadai karena kurangnya insentif dan fasilitas penunjang.
“Banyak guru honorer di daerah yang digaji tak layak, bahkan belum tentu dibayar tepat waktu,” ungkap Ridwan, guru SD di Halmahera Selatan.