Selain itu, persepsi masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus dan anak disabilitas juga dapat berbeda. Anak berkebutuhan khusus seringkali dihadapi dengan stigma atau diskriminasi, terutama jika kondisi atau kebutuhan mereka tidak terlihat secara jelas. Sementara anak disabilitas seringkali diidentifikasi berdasarkan keterbatasan fisik atau mental yang tampak. Persepsi ini dapat memengaruhi cara masyarakat memberikan dukungan atau kesempatan pada kedua kelompok ini.
Di mata hukum, anak berkebutuhan khusus dan anak disabilitas juga dapat memiliki perlindungan dan hak yang berbeda. Anak berkebutuhan khusus dapat memerlukan pendekatan pendidikan yang lebih terfokus pada kebutuhan individual mereka, sementara anak disabilitas umumnya memiliki akses terhadap layanan kesehatan dan rehabilitasi sesuai dengan keterbatasan yang mereka miliki. Perlindungan hak-hak mereka dalam hal aksesibilitas, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari juga dapat berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing.
Berdasarkan konteks sosial, dukungan dan kesadaran akan anak berkebutuhan khusus dan anak disabilitas juga dapat berbeda. Anak berkebutuhan khusus seringkali memerlukan pemahaman dan dukungan yang lebih luas terkait dengan berbagai kebutuhan dan kondisi yang mereka miliki. Sementara anak disabilitas seringkali diidentifikasi secara langsung berdasarkan keterbatasan yang mereka miliki dan mungkin mendapat dukungan yang lebih terfokus pada keterbatasan fisik atau mental yang tampak.