Dokter ARL, seorang dokter yang sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, kini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Kabar tersebut bermula dari kejadian tidak biasa yang menimpanya, dimana ia diminta untuk angkat-angkat galon dan memesan 80 nasi box setiap harinya untuk kepentingan atasannya di rumah sakit tempat dia melaksanakan pendidikan.
Mengikuti PPDS Anestesiologi tak bisa dipandang sebelah mata. Proses belajar yang intens dan sibuk tentu menjadi hal wajar mengingat bidang spesialis tersebut memang membutuhkan fokus dan konsentrasi yang tinggi. Namun, apa yang dialami oleh Dokter ARL merupakan fenomena yang cukup mengundang pertanyaan.
Menurut beberapa sumber, Dokter ARL tidak hanya harus fokus pada pendidikannya, tetapi juga harus meluangkan waktunya untuk menyelesaikan tugas tambahan yang di luar scope dari pendidikan dokter spesialis. Salah satu tugasnya adalah memesan 80 nasi box setiap harinya untuk keperluan atasan, bukan hanya itu saja, Dokter ARL juga diminta untuk angkat-angkat galon air mineral secara rutin, Selain itu, dokter ARL juga diminta menyetorkan dan mengumpulkan uang untuk membayar orang yang mengerjakan jurnal milik atasan.
Dalam sebuah wawancara, Misyal mengatakan, korban juga dipaksa bekerja mulai pukul 03.00 WIB hingga pukul 01.30 WIB saat praktik di RSUP Kariadi.Hal itu, imbuhnya, membuat dokter ARL pernah jatuh masuk ke selokan dan membuat saraf korban terjepit. ARL juga sampai dioperasi sebanyak dua kali.