Sedangkan PHEV bisa digunakan tanpa menyalakan mesin bensin sama sekali dalam kondisi baterai penuh. Dalam mode EV (Electric Vehicle), mobil dapat menempuh puluhan kilometer hanya dengan listrik — sangat cocok untuk pemakaian harian di dalam kota.
Contoh perbandingan:
-
HEV: Listrik hanya aktif saat kecepatan rendah/berhenti. Mesin bensin dominan.
-
PHEV: Bisa mode full listrik hingga ±60 km, baru setelah itu mesin bensin aktif.
3. Pengisian Daya dan Infrastruktur
Karena tidak memiliki colokan charger, mobil hybrid biasa tidak membutuhkan stasiun pengisian daya. Ini membuatnya lebih praktis di daerah yang belum memiliki infrastruktur EV.
Sebaliknya, PHEV memerlukan pengisian daya eksternal untuk memanfaatkan kemampuan EV-nya. Pengisian bisa dilakukan di rumah (menggunakan listrik PLN) atau di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Catatan penting:
4. Efisiensi Konsumsi BBM
Secara umum, PHEV lebih hemat BBM dibanding HEV, terutama jika Anda rutin mengisi ulang daya listriknya dan hanya menggunakan mode EV dalam perjalanan pendek.
Namun, jika digunakan tanpa pengisian daya (hanya mengandalkan mesin bensin + regeneratif braking), maka konsumsi BBM PHEV bisa setara atau bahkan lebih boros dari HEV karena bobotnya lebih berat akibat baterai yang lebih besar.
Kesimpulan:
5. Harga dan Biaya Perawatan
Karena memiliki teknologi dan kapasitas baterai yang lebih besar, PHEV umumnya lebih mahal daripada HEV. Di Indonesia, selisih harga bisa mencapai puluhan juta rupiah tergantung merek dan model.