Pasar mobil listrik plug-in hybrid (PHEV) di Indonesia semakin berkembang, dan salah satu pemain terbaru yang menarik perhatian adalah Wuling Darion PHEV. Mobil ini menggabungkan mesin konvensional dengan motor listrik, menawarkan efisiensi bahan bakar sekaligus performa yang kompetitif. Namun, bagi pemilik dan calon pengguna, pemilihan bahan bakar yang tepat menjadi kunci agar mobil tetap optimal, hemat biaya, dan tidak mudah mengalami masalah teknis.
Spesifikasi Mesin dan Kebutuhan Bahan Bakar
Wuling Darion PHEV dibekali mesin bensin 1.5 liter turbocharged yang dipadukan dengan motor listrik bertenaga 80 kW. Kombinasi ini memungkinkan mobil melaju dengan tenaga maksimal sambil tetap menjaga efisiensi energi. Namun, mesin turbocharged memiliki sensitivitas lebih tinggi terhadap kualitas bahan bakar dibandingkan mesin biasa.
Menurut spesifikasi resmi, Wuling Darion PHEV mendukung penggunaan bahan bakar beroktan minimal RON 92. Penggunaan bahan bakar dengan oktan lebih rendah dari rekomendasi ini dapat menyebabkan detonasi atau “knocking”, yang jika dibiarkan, akan merusak mesin turbo dan komponen internal lainnya.
Selain itu, mobil PHEV seperti Darion mengandalkan sistem manajemen energi yang canggih. Sensor mesin dan ECU (Engine Control Unit) bekerja secara simultan antara motor listrik dan mesin bensin untuk menghasilkan performa optimal. Bahan bakar berkualitas rendah dapat membuat ECU bekerja lebih keras, yang berpotensi mengurangi umur mesin dan menurunkan efisiensi konsumsi bahan bakar.