Dewa menegaskan bahwa pihak bengkel harus memahami sistem kelistrikan AC pada mobil tertentu sebelum melakukan perbaikan. Jika mereka tidak memahaminya, maka sebaiknya tidak mengubah rangkaian kelistrikan. "Mobil sekarang menurut saya lebih rumit dan sensitif, kadang-kadang hanya dengan menyambung kabel saja bisa menimbulkan masalah serius karena tidak memahami prinsip kerja dan potensi risikonya," ucap Dewa.
Ketika modifikasi dilakukan secara sembarangan, ada potensi terjadi korsleting. Selain itu, ketahanan kabel perlu diukur apakah mampu dilalui oleh daya listrik berapa ampere, jika berlebihan maka kabel akan panas. "Penyambungan kabel yang tidak terukur akan membuat arus listrik mengalir lebih besar pada kabel bawaan pabrik. Penyambungan yang tidak presisi juga bisa memicu terjadinya korsleting dan memicu kebakaran," jelas Dewa.
Dewa juga memiliki catatan mengenai penggantian sekring menjadi lebih besar untuk menyesuaikan dengan modifikasi yang dilakukan. Padahal, kekuatan kabel memiliki batasnya, yang biasanya tidak jauh dari angka sekring. "Bila sekring bawaan pabrik hanya 7,5 ampere lalu diubah menjadi 25 ampere, maka itu sudah terlalu jauh. Pertanyaannya, apakah kabelnya mampu? Jika tidak, maka ada potensi terjadi panas dan menyebabkan kebakaran," tambah Dewa.