Pada awalnya, badminton dimainkan dengan menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu, dengan shuttlecock yang dibuat dari bulu itik. Kemudian, evolusi teknologi dan perkembangan inovasi material membawa perubahan besar dalam peralatan badminton. Raket yang awalnya terbuat dari kayu kemudian digantikan dengan bahan-bahan ringan dan kokoh seperti karbon, titanium, dan aluminium, sementara shuttlecock modern terbuat dari bahan sintetis yang lebih tahan terhadap angin dan kecepatan permainan.
Seiring dengan perkembangan peralatan dan aturan mainnya, badminton menjadi olahraga yang sangat populer di berbagai belahan dunia. Pada tahun 1992, badminton resmi menjadi cabang olahraga Olimpiade, yang menandai keberhasilannya sebagai salah satu olahraga yang paling diminati di dunia. Prestasi atlet-atlet badminton dari berbagai negara seperti Indonesia, China, Denmark, dan India juga semakin membuat olahraga ini dikenal luas di kancah internasional.
Dengan sejarahnya yang kaya dan perkembangan yang terus-menerus, badminton telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat di berbagai negara. Turnamen-turamen seperti All England Championship, Thomas Cup, dan Uber Cup menjadi ajang bergengsi untuk para pemain badminton dari seluruh dunia. Popularitas badminton juga semakin meningkat di Korea Selatan, Malaysia, Jepang, dan Thailand, yang memiliki reputasi sebagai negara-negara dengan prestasi dan penggemar badminton yang besar.