Masa Surut dan Reorganisasi
Memasuki tahun 1970-an dan 1980-an, prestasi sepak bola Indonesia mulai mengalami kemunduran. Korupsi, manajemen yang buruk, dan kurangnya fasilitas latihan yang memadai menjadi beberapa faktor yang menyebabkan penurunan kualitas sepak bola Indonesia.
Namun, di tengah masa surut ini, PSSI terus berusaha untuk memperbaiki kondisi sepak bola di Indonesia. Pada tahun 1994, Liga Indonesia (Liga Indonesia) dibentuk sebagai upaya untuk meningkatkan kompetisi domestik dan mengembangkan bakat-bakat muda di seluruh negeri.
Era Profesionalisme
Tahun 2000-an menandai dimulainya era profesionalisme dalam sepak bola Indonesia. Liga Indonesia mengalami berbagai perubahan format dan nama, termasuk Liga Super Indonesia (LSI) dan Liga 1 Indonesia. Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kompetisi dan menarik lebih banyak sponsor serta investasi.
Peningkatan profesionalisme ini juga terlihat dalam upaya klub-klub untuk meningkatkan fasilitas, merekrut pelatih dan pemain asing berkualitas, serta membangun akademi sepak bola untuk mengembangkan talenta lokal. Meskipun demikian, tantangan seperti korupsi, konflik internal di PSSI, dan manajemen yang kurang efektif masih menjadi hambatan dalam mencapai prestasi yang konsisten.
Kebangkitan Baru
Pada dekade terakhir, sepak bola Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Tim nasional, yang kini dikenal dengan sebutan Garuda, berhasil meraih berbagai prestasi di tingkat regional. Pada tahun 2016, Indonesia mencapai final Piala AFF setelah absen dari kompetisi internasional selama setahun karena sanksi FIFA.
Di level domestik, Liga 1 Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan standar kompetisi dengan memperkenalkan regulasi yang lebih ketat dan profesional. Beberapa klub, seperti Bali United dan Persija Jakarta, mulai menerapkan manajemen modern dan berinvestasi dalam infrastruktur serta pengembangan pemain muda.