Larangan suporter tur tandang di BRI Liga 1 musim lalu, misalnya, tidak terlalu efektif. Sebab, sejumlah pendukung masih saja nekat mendukung klub kebanggaannya di kandang lawan. Komite Disiplin (Komdis) PSSI seringkali menjatuhkan hukuman kepada klub BRI Liga 1 musim lalu karena suporternya ketahuan awaydays, mulai dari beratribut hingga sembunyi-sembunyi."Transisi dicoba dulu. Tidak mungkin tiba-tiba kami buka.
Pasti ada transisi dan bertahap. Misalnya, tim lawan menyiapkan data suporter yang tandang dan diberikan ke tuan rumah," ungkap Arya."Misalnya PSM Makassar melawan Persija Jakarta. PSM menyiapkan kuota untuk suporter tamu. Setelah itu, dari Persija dikasih ke suporternya. Tapi, keputusannya harus dibawa ke rapat Exco PSSI," terang Arya.
Suporter akan memiliki kesempatan untuk mendukung tim kesayangan mereka di kandang lawan, sehingga semangat persaingan di lapangan akan semakin terasa. Selain itu, kehadiran suporter dalam pertandingan akan memberikan dampak positif bagi para pemain, yang akan merasa didukung oleh suporter meskipun bermain di kandang lawan.
Bukan hanya itu, kehadiran suporter juga akan memberikan peningkatan pada pemasukan dari penjualan tiket pertandingan. Hal ini akan memberikan kontribusi positif bagi pihak klub dalam memperkuat keuangan mereka, sehingga bisa berdampak pada peningkatan kualitas pertandingan dan pengembangan infrastruktur klub. Dengan demikian, keputusan untuk membuka peluang awayday dapat memberikan dampak yang positif bagi kelangsungan kompetisi Bri Liga 1 di musim depan.