Selain itu, faktor finansial juga menjadi kendala. Klub-klub promosi sering kali memiliki anggaran yang lebih kecil dibandingkan dengan klub-klub besar di Liga 1. Mereka harus pintar-pintar mengelola keuangan untuk memastikan kelangsungan tim. Beberapa klub bahkan harus mencari sponsor tambahan untuk menutupi biaya operasional. Ini menjadi tekanan tambahan yang harus dihadapi oleh manajemen klub.
Tidak hanya itu, klub promosi juga harus menghadapi tantangan dari sisi logistik. Mereka harus beradaptasi dengan perjalanan jauh dan jadwal pertandingan yang padat. Beberapa klub mungkin terbiasa dengan jarak tempuh yang lebih pendek di Liga 2. Namun, di Liga 1, mereka harus melakukan perjalanan jauh ke berbagai kota di Indonesia. Ini tentu membutuhkan persiapan fisik dan mental yang lebih baik.
Di sisi lain, ada juga tekanan dari para penggemar. Klub promosi sering kali mendapat sorotan lebih dari para pendukungnya. Mereka memiliki ekspektasi tinggi untuk melihat tim kesayangan mereka sukses di Liga 1. Hal ini bisa menjadi tekanan besar bagi para pemain dan pelatih. Mereka harus bisa menjaga konsistensi permainan dan meraih hasil positif untuk memenuhi harapan para penggemar.
Namun, tidak semua klub promosi mengalami kesulitan. Beberapa klub berhasil menunjukkan performa yang mengesankan di Liga 1. Mereka mampu bersaing dengan klub-klub besar dan meraih hasil yang memuaskan. Salah satu contoh sukses adalah PSS Sleman. Klub ini berhasil promosi ke Liga 1 dan langsung menunjukkan performa yang solid. Dengan strategi yang tepat dan dukungan penuh dari para penggemar, mereka berhasil bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
