Tampang.com - Duet Valentino Rossi dan Maverick Vinales nyaris mencatat rekor buruk sebagai tandem paling gagal dalam satu dekade terakhir di Movistar Yamaha. Untuk kali pertama sejak 2007, Yamaha tidak ikut persaingan perebutan gelar juara dunia MotoGP. Yang juga menyesakkan adalah duo Yamaha tahun ini hanya mengumpulkan total 438 poin. Atau hanya lebih banyak dua angka dari saat Jorge Lorenzo berpasangan dengan Ben Spies pada 2011.
Yamaha sebenarnya tampil meyakinkan pada awal musim. Bahkan Vinales selalu menjadi yang tercepat pada uji coba pra musim. Penampilan impresif pembalap Spanyol itu berlanjut dengan memangi dua seri pembuka secara beruntun. Dengan hasil tersebut, Yamaha mulai mendengarkan masukan demi masukan Vinales dalam pengembangan motor YZR-M1 2017. Tapi ternyata, begitu balapan memasuki seri Eropa, kelemahan M1 mulai kentara.
Rossi kemudian mendesak Yamaha mengganti sasis. Dia bahkan langsung menunjuk sasis tahun lalu untuk dibawa kembali. Sasis tersebut terbukti manjur dipakai dua rider tim satelit Yamaha, Tech3. Kabarnya, di MotoGP Belanda, Yamaha membawa sasis yang diminta Rossi. Rider 38 tahun itupun juara di Sirkuit Assen.
Namun ternyata, masalah belum selesai. Di trek basah, penyakit hilangnya cengkeraman ban muncul lagi. Bahkan lebih parah. Yamaha sampai ganti lima sasis baru sepanjang musim ini. Tapi masalah yang sama tak kunjung terselesaikan. ''Motor ini sangat bahaya jika dikendarai di trek basah,'' kata Rossi. Vinales mengamini pernyataan tersebut dengan menambahkan bahwa mustahil Yamaha bisa juara dengan motor seperti itu.
Menjelang akhir musim 2017, Yamaha menunjukkan perbaikan. Terutama jika balapan berlangsung di trek normal atau kering. Tapi dalam kondisi basah, M1 sangat-sangat buruk. Itu yang menjadi PR besar Yamaha musim depan.