Dalam upaya meningkatkan sumber pembiayaan, pemerintah kini sedang mempertimbangkan penerbitan obligasi global, antara lain dalam bentuk Dim Sum Bond yang menggunakan mata uang Renminbi, dan Kangaroo Bond dengan denominasi Dolar Australia. Thomas menjelaskan lebih lanjut, “Dim Sum Bond adalah obligasi yang diterbitkan dalam Yuan di luar China, sedangkan Kangaroo Bond diterbitkan oleh pihak dari luar Australia di pasar obligasi Australia.”
Pemerintah juga tidak hanya bergantung pada penerbitan obligasi baru, namun juga mengamati respons pasar terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) yang menunjukkan minat yang tinggi dari investor. Total penawaran yang masuk mencapai Rp 108 triliun, yang merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2023. Hal ini menunjukkan kepercayaan pasar yang tetap kokoh terhadap obligasi Indonesia.
Dalam rangka memperluas sumber pembiayaan, pemerintah menambah variasi instrumen dengan menerbitkan Samurai Bond senilai 103,2 miliar yen, setara dengan sekitar 725 juta Dolar Amerika Serikat. Samurai Bond ini diterbitkan dalam lima tenor, di mana setiap tenor memiliki kupon yang bervariasi sebagai berikut: 3 tahun dengan kupon 1,56 persen, 5 tahun di 1,87 persen, 7 tahun dengan 2,05 persen, 10 tahun di 2,35 persen, dan tenor 20 tahun di 3,26 persen.