Hingga 30 April 2025, pemerintah Indonesia telah menarik utang baru dengan total mencapai Rp 304 triliun. Angka ini mencerminkan sekitar 39,2 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapkan sebesar Rp 775,9 triliun. Dengan perkembangan ini, pemerintah menunjukkan bahwa pembiayaan yang dilakukan berada dalam jalur yang sesuai dan berkinerja baik.
Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, dalam konferensi pers APBN KiTa untuk edisi Mei 2025, mengungkapkan bahwa kinerja pembiayaan saat ini menunjukkan dukungan yang kuat dari langkah-langkah mitigasi risiko yang disiplin. “Ini artinya, pembiayaan kita berjalan sesuai rencana dan menunjukkan potensi yang baik. Upaya pemenuhan target pembiayaan dilakukan melalui berbagai bentuk mitigasi risiko, termasuk pengadaan pembiayaan utang dengan cara yang hati-hati,” jelas Thomas.
Mitigasi risiko ini dilakukan lewat strategi prefunding, penyediaan buffer kas yang memadai, dan pengelolaan kas dan utang yang proaktif. Pemerintah juga melakukan pengaturan waktu, volume, jenis instrumen yang diterbitkan, serta kombinasi mata uang dengan fleksibilitas yang terukur. Langkah-langkah ini sangat penting untuk menjaga stabilitas keuangan negara di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.