Tampang.com | Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang digadang-gadang sebagai simbol kemajuan transportasi nasional kembali menuai sorotan. Setelah resmi beroperasi, banyak warga menilai tarifnya terlalu mahal dan kurang menjangkau masyarakat kelas menengah ke bawah.
Tarif Mahal, Tak Ramah untuk Dompet Rakyat
Dengan harga tiket mencapai Rp250 ribu – Rp350 ribu sekali jalan, banyak warga menilai tarif ini tidak sebanding dengan jarak tempuh dan tidak bersaing dengan moda transportasi lain seperti bus atau kereta konvensional.
“Cepat sih memang, tapi bukan berarti kami mampu bayar semahal itu untuk pulang pergi,” ujar Andri, pekerja swasta asal Bekasi yang sering ke Bandung untuk urusan kerja.
Stasiun Terpencil, Akses Tambahan Jadi Kendala
Lokasi stasiun Kereta Cepat di Halim dan Tegalluar dinilai kurang strategis. Pengguna harus menambah ongkos dan waktu tempuh untuk mencapai pusat kota. Hal ini justru mengurangi efisiensi perjalanan yang dijanjikan.