Selain itu, sistem evaluasi yang ketat dan persaingan yang tinggi juga bisa mengikis motivasi intrinsik siswa. Alih-alih belajar karena rasa ingin tahu, mereka terdorong belajar hanya demi nilai dan hasil ujian. Ini bisa mengubah esensi pendidikan itu sendiri, dari sebuah proses pembelajaran yang menyenangkan menjadi sebuah kompetisi yang menekan.
Tantangan bagi Guru dan Ketersediaan Tenaga Pendidik
Sekolah yang mengadopsi kurikulum internasional membutuhkan guru-guru yang tidak hanya kompeten, tetapi juga bersertifikasi internasional. Untuk mendapatkan sertifikasi ini, guru harus mengikuti pelatihan yang mahal dan ketat. Tidak semua guru punya akses atau kemampuan untuk memenuhi persyaratan ini. Akibatnya, ada keterbatasan jumlah guru yang benar-benar berkualitas untuk mengajar kurikulum asing.
Guru-guru lokal yang sudah mahir dengan kurikulum nasional juga harus beradaptasi dengan metode pengajaran yang sangat berbeda. Hal ini membutuhkan waktu dan penyesuaian yang tidak mudah. Jika sekolah tidak memberikan dukungan yang memadai, kualitas pengajaran bisa terganggu, dan tujuan mengadopsi kurikulum internasional pun tidak tercapai secara optimal.