“Orang-orang jadi panik. Istri saya bahkan bilang, ‘Sepertinya kita harus tarik semua uang kita dari Mandiri karena ada rumor jika Danantara diumumkan, uang kita bisa hilang.' Hoaks ini cepat sekali menyebar dan menciptakan ketakutan massal di tengah masyarakat,” tutur Fahmi. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) memang bertugas untuk mengonsolidasikan aset pemerintah agar lebih efisien, tetapi ketika isu-isu seperti ini mengguncang kepercayaan publik, dampaknya bisa sangat jauh jangkauannya.
Prof Rhenald Kasali menambahkan, kemunculan tagar #IndonesiaGelap tidak lepas dari pengaruh algoritma media sosial yang mendorong orang untuk saling terhubung. “Masyarakat yang merasakan hal yang sama akan saling berbagi, berkomentar, dan berinteraksi. Inilah yang pada akhirnya membangun kekuatan dalam satu gerakan,” ungkapnya. Fenomena ini menunjukkan bahwa di era digital saat ini, suara masyarakat dapat menyatu dengan cepat menjadi satu kesatuan, yang bahkan mampu menyoroti berbagai permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapi bangsa.