Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan untuk meresmikan program Sekolah Rakyat pada bulan Juli 2025. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak di Indonesia, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dalam tahap pertama peluncuran ini, rencananya akan ada 100 titik lokasi Sekolah Rakyat yang akan dibuka, yang terdiri dari 63 titik pada tahap I dan 37 titik pada tahap II.
Di tahap awal, sebanyak 396 Rombongan Belajar (Rombel) telah direncanakan, yang akan menampung total 9.780 siswa. Siswa-siswa ini akan diorganisir ke dalam berbagai jenjang pendidikan, seperti SD, SMP, dan SMA. Proses rekrutmen untuk siswa Sekolah Rakyat telah dimulai, dengan penetapan yang dilakukan oleh kepala daerah setempat serta melalui proses home visit untuk memastikan keakuratan dan keadilan dalam seleksi.
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, mengungkapkan pentingnya kesiapan berbagai komponen sebelum pembukaan resmi. Menurutnya, kurikulum, calon siswa, tenaga pengajar, serta sarana dan prasarana harus dipersiapkan secara matang. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kendala ketika Sekolah Rakyat mulai beroperasi. "Saya berharap semua Satuan Tugas yang telah dibentuk untuk terus bersinergi, sehingga kita dapat mencapai target yang telah ditetapkan dan siap untuk membuka Sekolah Rakyat pada bulan Juli mendatang," ungkap Agus Jabo dalam Rapat Koordinasi Persiapan Pembukaan Sekolah Rakyat yang diadakan secara daring.