Tampang.com | Ketika dunia menanti kepulan asap dari Kapel Sistina, tak banyak yang tahu bahwa di balik ritual sakral itu tersembunyi ilmu kimia kompleks yang juga berlaku dalam dunia pemadam kebakaran.
Asap Putih dan Hitam: Tanda-Tanda Pemilihan Paus yang Sakral
Mulai 7 Mei, perhatian umat Katolik sedunia akan tertuju ke sebuah cerobong mungil di Vatikan—tepatnya di atas Kapel Sistina. Di situlah, para kardinal akan berkumpul dalam konklaf untuk memilih Paus baru. Namun, yang paling ditunggu-tunggu justru bukan pengumuman resmi, melainkan asap—simbol yang sejak lama digunakan untuk mengabarkan hasil konklaf.
Asap hitam menandakan belum tercapai mufakat, sementara asap putih menjadi tanda bahwa seorang Paus baru telah terpilih. Meskipun tampak seperti simbol sederhana, perbedaan warna asap itu dihasilkan dari proses kimia yang dirancang secara presisi.
Ilmu di Balik Warna Asap Kapel Sistina
Pada konklaf tahun 2013 yang memilih Paus Fransiskus, asap hitam dibuat dari campuran kalium perklorat, antrasena, dan belerang—kombinasi yang menghasilkan asap pekat dan gelap. Sebaliknya, untuk menciptakan asap putih, digunakan kalium klorat, laktosa, dan resin kloroform.
Perpaduan bahan-bahan ini dirancang agar warna asap bisa langsung dikenali dari jauh, bahkan oleh ribuan pasang mata di Lapangan Santo Petrus dan jutaan lainnya lewat siaran langsung.