Pemerintah seharusnya memperhatikan dampak yang mungkin terjadi akibat keputusan ini. Penghilangan kegiatan Pramuka dari kurikulum dapat berdampak pada menurunnya minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan kepramukaan, yang pada akhirnya akan menggerus kualitas kepemimpinan dan karakter generasi muda Indonesia.
Namun, bagi Kemendikbud, keputusan ini bukanlah tanpa pertimbangan. Mereka menegaskan bahwa ada berbagai alternatif kegiatan ekstrakurikuler lain yang bisa menjadi pengganti Pramuka. Maka dari itu, para pihak terkait perlu menjalin dialog yang konstruktif guna mencari solusi terbaik untuk kepentingan pendidikan Indonesia.
Dalam menyikapi perubahan ini, penting bagi kita semua untuk tetap mengedepankan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap perkembangan pendidikan di tanah air. Kita perlu menjaga keberlangsungan Pramuka sebagai salah satu pilar pendidikan karakter yang telah terbukti memberikan manfaat positif bagi generasi muda.
Terkait hal ini, sudah banyak masyarakat yang menyuarakan keberatan melalui petisi dan demonstrasi. Dukungan terhadap keberlangsungan Pramuka dalam kurikulum pendidikan diharapkan bisa memberikan tekanan kepada Kemendikbud untuk mempertimbangkan ulang keputusannya.