Di hadapan para pemimpin dunia lainnya, seperti Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, Perdana Menteri India, Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, Presiden Prabowo akan membagikan pandangannya mengenai langkah-langkah strategis yang perlu diambil oleh negara-negara BRICS dalam menghadapi tantangan global. Pertemuan ini juga menjadi penting karena menyangkut pembahasan tentang penguatan kerjasama antarnegara di sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Sebelum acara pleno dimulai, ada ketidakpastian mengenai kehadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin, di tengah situasi hukum yang kompleks yang dihadapinya. Pasca-surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC), kemunculan Putin, baik secara langsung maupun virtual, menjadi topik perbincangan yang menarik. Yuri Ushakov, penasihat kebijakan luar negeri Kremlin, menyampaikan kepada media bahwa hal ini masih dalam pembahasan. Perdebatan ini menjadi sorotan, mengingat posisi Rusia dalam BRICS serta dampak yang mungkin timbul dari ketidakhadiran atau kehadiran Putin.
Dalam konteks yang lebih luas, di KTT ini juga hadir sejumlah pemimpin negara lainnya, seperti Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly, Presiden Persatuan Emirat Arab, Mohamed bin Zayed Al Nahyan, dan Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi. Kehadiran beragam pemimpin tersebut menandakan tantangan dan peluang yang dihadapi oleh negara-negara berkembang untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang.