Tampang.com | Ranking Bahagia Indonesia Terus Naik, Tapi Apakah Kita Sudah Benar-Benar Bahagia?
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia konsisten masuk dalam daftar negara dengan tingkat kebahagiaan menengah ke atas, berdasarkan laporan dari berbagai lembaga global seperti World Happiness Report dan Gallup Global Emotions. Posisi ini tentu membanggakan, namun juga mengundang pertanyaan lanjutan: apakah masyarakat Indonesia benar-benar bahagia, atau hanya merasa cukup dalam keterbatasan?
Ketika kita membandingkan dengan negara-negara Skandinavia yang rutin menempati posisi teratas dalam indeks kebahagiaan dunia, muncul kesenjangan yang menarik untuk dikaji lebih dalam—apa saja faktor yang membuat sebuah negara dianggap bahagia, dan di mana posisi Indonesia sebenarnya?
Gotong Royong dan Rasa Syukur Jadi Penyangga Kebahagiaan
Budaya khas Indonesia seperti gotong royong, kebersamaan dalam komunitas, dan nilai religius yang tinggi memberi warna tersendiri pada definisi kebahagiaan masyarakat. Banyak warga merasa cukup hanya dengan memiliki keluarga harmonis, lingkungan sosial yang suportif, dan rutinitas yang stabil, meskipun secara ekonomi masih berada di tingkat menengah ke bawah.
Nilai-nilai seperti menerima keadaan, bersyukur atas yang dimiliki, dan menjaga hubungan sosial membuat masyarakat tetap merasa bahagia meskipun fasilitas publik atau jaminan kesejahteraan belum merata.
Namun, tantangan juga terus muncul, terutama di kawasan urban. Hidup di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Medan membawa tekanan tersendiri—mulai dari kemacetan ekstrem, polusi udara, harga hidup yang tinggi, hingga tuntutan kerja yang semakin kompetitif. Kondisi ini perlahan menurunkan kualitas hidup dan berdampak pada kesehatan mental masyarakat perkotaan.