Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga turut mengungkapkan pandangannya terkait rencana pembangunan proyek kereta api Trans-Borneo. Meskipun demikian, belum ada komunikasi resmi antara pihak-pihak yang terlibat. "Belum (komunikasi), tapi saya tahu itu sudah ada dalam perencanaan lama," ujarnya kepada awak media, di Halim Perdanakusuma, Rabu (3/4).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, juga menegaskan bahwa proyek Trans-Borneo ini merupakan gagasan dari perusahaan Brunergy Utama. "Brunei mempunyai perusahaan kereta api yang bekerja sama dengan Malaysia mengusulkan ini. (Jadi) bukan usulan pemerintah Malaysia," katanya seperti dilansir Selasa (2/4).
Pengembangan infrastruktur jalur kereta api Trans-Borneo diyakini dapat menjadi katalis ekonomi bagi wilayah tersebut. Kepala Menteri Negara Bagian Sabah Malaysia, Datuk Seri Hajiji Noor, optimis bahwa proyek ini akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah, memperlancar perdagangan, dan juga meningkatkan konektivitas antarwilayah di Pulau Kalimantan. Hal ini tentu akan mendukung pertumbuhan industri di daerah perbatasan dan sekaligus meningkatkan potensi pariwisata di kawasan Kalimantan.
Menanggapi rencana tersebut, Menteri Pekerjaan Umum Malaysia, Alexander Nanta Linggi, telah menyatakan bahwa pihaknya telah menerima proposal awal terkait proyek besar ini. Selain itu, pemerintah federal Malaysia juga telah menyetujui alokasi biaya untuk studi kelayakan pada rute di Sabah dan Sarawak. Dengan dukungan ini, rencana pembangunan jalur kereta api Trans-Borneo tampaknya semakin mendekati kenyataan.