Pembongkaran yang Hanya Seremonial, Nelayan Terus Kesulitan
Sebelumnya, pembongkaran pagar laut yang dilakukan oleh PT TRPN hanya berlangsung di area tertentu, tepatnya di dekat daratan reklamasi. Meskipun ada kegiatan pembongkaran pada 11 Februari 2025, yang melibatkan alat berat dan disaksikan oleh pejabat terkait, banyak nelayan yang mengeluhkan bahwa pembongkaran tersebut terkesan seremonial dan tidak menyelesaikan masalah.
Seorang nelayan tradisional, Muhammad Ramli (42), mengungkapkan bahwa meski pagar laut sempat dibongkar di beberapa titik, batang bambu yang membentang di perairan masih menghalangi jalur pelayaran kapal nelayan. “Pembongkaran itu hanya seremonial saja. Setelah itu, pembongkaran berhenti, dan nelayan masih kesulitan mencari ikan,” ujar Ramli, yang turut merasakan dampak langsung dari tidak tuntasnya pembongkaran pagar laut ini.
Nelayan Harap Pemerintah Provinsi Jawa Barat Turun Tangan
Kondisi ini menambah beban para nelayan tradisional yang sudah terhambat sejak pagar laut tersebut dipasang. Ramli pun meminta kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk meninjau kembali kondisi pagar laut dan mengambil tindakan agar perairan kembali bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh para nelayan. "Kami harap Kang Dedi bisa bantu rapikan laut kami, biar nelayan bisa kembali melaut dan mendapatkan penghasilan seperti biasa," katanya.