Finlandia sering dijadikan contoh ideal. Sistem pendidikannya menekankan keseimbangan antara akademik dan kehidupan pribadi siswa. Tidak ada ujian nasional, jam sekolah lebih singkat, dan tidak ada sistem peringkat antarsekolah. Namun, kualitas guru yang tinggi dan otonomi sekolah menjadi kunci keberhasilannya.
Jepang punya pendekatan berbeda. Mereka fokus pada pembentukan karakter, etika kerja, dan kebersihan sejak dini. Selain disiplin ketat, sekolah di Jepang juga mengajarkan tanggung jawab sosial seperti membersihkan ruang kelas bersama-sama. Ini membentuk kebiasaan positif yang tertanam kuat hingga dewasa.
Singapura dan Korea Selatan Menonjol dalam Struktur dan Kompetisi
Singapura memiliki sistem pendidikan yang sangat terstruktur, kompetitif, dan berbasis prestasi. Guru mendapat pelatihan rutin dan sertifikasi ketat, sementara sekolah dilengkapi fasilitas modern. Anak-anak sejak kecil sudah diajarkan matematika tingkat tinggi dan kemampuan berpikir logis.
Di Korea Selatan, budaya belajar sangat intens. Sekolah reguler dilanjutkan dengan les tambahan (hakwon) yang membuat siswa belajar hingga malam. Meski sistem ini efektif dalam mencetak siswa berprestasi secara akademik, banyak kritik muncul terkait tekanan mental yang tinggi. Namun satu hal yang pasti: dedikasi terhadap pendidikan sangat besar.