Tampang

Mengapa Biaya Bea Cukai di Indonesia Terasa Mahal?

25 Agu 2025 21:31 wib. 4
0 0
Negosiasi
Sumber foto: Canva

Banyak orang yang kaget saat menerima tagihan bea cukai, terutama untuk barang-barang yang dibeli dari luar negeri. Barang yang tadinya terasa murah di toko online luar negeri, tiba-tiba menjadi mahal karena biaya pajak dan bea masuk yang dikenakan. Keluhan ini seringkali memunculkan pertanyaan, mengapa bea cukai di Indonesia terasa begitu mahal? Jawabannya tidak sesederhana "pajak tinggi," melainkan melibatkan beberapa komponen biaya dan regulasi yang berlaku.

Memahami Komponen Biaya Bea Cukai

Biaya bea cukai tidak hanya terdiri dari satu jenis, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa komponen yang dihitung berdasarkan nilai barang. Seringkali, inilah yang membuat total tagihan membengkak dan terasa tidak masuk akal. Komponen utama yang dikenakan pada barang impor adalah:

Bea Masuk (BM): Ini adalah pajak yang dikenakan atas barang impor. Besarnya bervariasi tergantung jenis barang, yang diatur dalam Harmonized System (HS) Code. Tarif bea masuk bisa sangat rendah untuk barang-barang tertentu, tetapi bisa mencapai puluhan persen untuk barang mewah atau barang yang dipandang sebagai kompetitor produk dalam negeri.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Setelah Bea Masuk dihitung, nilai barang akan dikenakan PPN. Di Indonesia, tarif PPN saat ini adalah 11%. PPN ini dihitung dari nilai gabungan harga barang, ongkos kirim, dan Bea Masuk.

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Impor: Pajak ini dikenakan untuk barang-barang tertentu. Jika penerima barang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tarifnya lebih rendah (biasanya 7,5%), tetapi jika tidak memiliki NPWP, tarifnya bisa lebih tinggi (biasanya 15%). Ini adalah salah satu alasan mengapa mengisi NPWP saat berbelanja online dari luar negeri bisa mengurangi total biaya.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?