Di setiap sudut masjid, terdapat cerita yang menggambarkan perjalanan panjang Islam di Nusantara. Masjid Tua Katangka juga menjadi tempat berkumpulnya para pemuda Islam untuk mempelajari ilmu agama, yang pada gilirannya mendorong penyebaran nilai-nilai Islam di tengah masyarakat. Dengan menjadikan masjid ini sebagai pusat kegiatan, para ulama dan tokoh masyarakat berperan penting dalam menyebarkan ajaran Islam yang damai dan toleran. Ini sejalan dengan semangat Islam Nusantara yang mengedepankan kearifan lokal dalam menjalankan ajaran agama.
Salah satu daya tarik utama dari Masjid Tua Katangka adalah keberadaan ornamen dan kaligrafi yang menghiasi dindingnya. Setiap elemen tersebut tidak hanya memiliki fungsi estetika, tetapi juga menyimpan makna mendalam yang menggambarkan ajaran Islam. Banyak pengunjung yang datang dari berbagai daerah untuk melihat langsung keindahan arsitektur dan keunikan yang dimiliki masjid ini. Momen ini juga menjadi kesempatan untuk mendalami sejarah dan budaya Islam di sulawesi selatan.
Masyarakat sekitar masih menjaga tradisi dan ritual keagamaan yang diwariskan secara turun-temurun di masjid ini. Aktivitas seperti pengajian, perayaan hari besar Islam, dan kegiatan sosial lainnya semakin menguatkan eksistensi masjid sebagai pusat interaksi sosial. Melalui bentuk partisipasi ini, para jamaah tidak hanya beribadah, tetapi juga berkontribusi dalam membangun kebersamaan dan solidaritas masyarakat.